Oleh : Moyang Raafi Wiguno

Sumber : http://www.kompasiana.com/hamkahuseinhs

            Seperti yang diketahui khalayak ramai bahwa dewasa ini mendekati tahun pemilu / politik banyak politikus yang santer menggunakan black campaign guna menarik suara rakyat untuk kepentingan pemenangan pemilu. Tidak ketinggalan juga dalam konstelasi politik negeri ini juga menggunakan politik identitas yang dapat menggerus bahkan merusakan persatuan bangsa hanya untuk pemenagan pemilu lima tahun sekali. Sangat tidak etis rasanya menggunakan cara – cara tersebut untuk memenangkan pemilu namun mengorbankan persatuan dan kesatuan rakyat hanya untuk menduduki jabatan yang sifatnya sementara.

Tahun politik harusnya menjadi pesta demokrasi besar bagi rakyat untuk memilih para pemimpin yang saling adu gagasan untuk kemajuan bangsa bukan malah adu domba (rakyat) untuk kepentingan pribadi semata. Hal tersbut acap kali menimbulkan gesekan antar lapisan masyarakat yang menyebabkan hilangnya ke-bhinekaan dalam bangsa Indonesia, utamanya dalam hal perbedaan agama. Agama seringkali digaungkan untuk kepentingan politik dewasa ini yang dampaknya setelah pemilu menjadikan kerukunan antar umat beragama berkurang sehingga menimbulkan clash yang sebenarnya tidak diperlukan. Maka dari itu terdapat peranan penting moderasi beragama untuk menciptakan suasana kondusif pra dan pasca tahun pemilu (khususnya).

Moderasi beragama haruslah dimaknai sebagai bentuk ikhtiar (perjuangan) dan proses dinamis dari sebuah upaya untuk membanagun cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan sehari – hari. Moderasi beragama sangat diperlukan untuk menghadapi realitas kemajemukan bangsa Indonesia yang sering menghadapi banyak tantangan serius baik dari dalam negeri maupun luar negeri sehingga dibutuhkan strategi yang tepat untuk memperkuat tatanan dan mempertahankan kehidupan harmonis umat beragama di tengah perbedaan.

Moderasi beragama dapat ditumbuh kembangkan ditengah – tengah kemajemukan rakyat Indonesia dengan cara peningkatan moral yang dapat dimulai melalui mekanisme menghargai perbedaan, meningkatkan pemahaman pentingnya moderasi beragama, mempraktikkan nilai – nilai agama, menciptakan dialog antar umat beragama untuk menghindari miss communication, dan menjaga sikap tenang serta tidak mudah terprovokasi oleh isu – isu yang beredar. Hal yang demikan tersebut rasanya dapat diterapkan untuk menghindari gesekan yang akan timbul pada tahun politik dewasa ini. Semua pihak perlu menahan diri dan ambil bagian untuk menciptakan suasana yang kondusif demi kemaslahatan bersama yang mana bisa dilakukan dengan menggiatkan moderas beragama. Sekiranya moderasi beragama adalah cara paling ampuh untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang sering menggunakan agama untuk adu domba dan menjatuhkan golongan – golongan tertentu.

Referensi

UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 5 Cara Mengaplikasikan Moderasi Beragama Dalam Kehidupan Sehari – Hari.https://uinsgd.ac.id/5-cara-mengaplikasikan-moderasi-beragama-dalam-kehidupan-sehari-hari/. Diakses pada 11 Juli 2023 pukul 10.12

Editor : Sekretaris Umum UKM JQH Al-Wustha

Pengelola : Bidang Multimedia UKM JQH Al-Wustha